Wednesday, December 26, 2007

Global Warming, Apa dan Bagaimana?

Beberapa hari yang lalu, tepatnya 3-15 Desember 2007, digelar konferensi perubahan iklim yang diadakan di Bali. Tujuannya adalah merumuskan masa depan keberlangsungan bumi yang menurut banyak ilmuwan telah terjadi peningkatan suhu yang cukup signifikan. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya produksi gas-gas karbon. Tentunya akan berakibat fatal tidak hanya bagi manusia namun bagi seluruh penghuni bumi. Selanjutnya diharapkan terjadi pengurangan produksi bahan bakar fosil, sebagai penyebab utama pemanasan global, sebagaimana diamanatkan oleh Protokol Kyoto yang mengharapkan adanya pengurangan produksi gas karbon sebesar 5 persen sampai tahun 2012. Apa yang terjadi bila temperatur rerata udara di sekitar kita mencapai 100C?


Skenario Pemanasan Global

Pemanasan global (global warming) menjadi isu bersama negara-negara berkembang khususnya meski umumnya negara-negara maju masih mempersoalkan kebenaran isu pemanasan global itu sendiri yang menyebabkan peningkatan suhu bumi dan bahkan mereka terkesan cuci tangan seolah mereka bukan penyebab langsung pemanasan global tersebut. Banyak diantara kita pun masih belum paham dan sadar akan dampak yang terjadi akibat pemanasan global. Mudah-mudahan melalui pemaparan di bawah ini akan terbangun kesadaran akan dampak pemanasan global.

Tentunya masih ingat pelajaran Fisika SMU dulu mengenai lapisan-lapisan yang menyelimuti bumi, mengapa bumi tidak terbakar oleh sengatan matahari? Bukankah energi panas matahari sangat tinggi? Segala sumber energi yang terdapat di bumi berasal dari matahari. Sebagian besar energi tersebut berbentuk radiasi gelombang pendek, termasuk cahaya tampak. Ketika energi ini mengenai permukaan Bumi, ia berubah dari cahaya menjadi panas yang menghangatkan bumi. Permukaan bumi, akan menyerap sebagian panas dan memantulkan kembali sisanya. Sebagian dari panas ini akan membentuk radiasi infra merah gelombang panjang ke angkasa luar. Namun sebagian panas lagi akan tetap terperangkap di atmosfer bumi akibat menumpuknya jumlah gas rumah kaca antara lain uap air, karbondioksida, dan metana yang menjadi perangkap gelombang radiasi ini. Gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang yang dipancarkan bumi dan akibatnya panas tersebut akan tersimpan di permukaan bumi. Dan gas-gas tersebut terperangkap dalam “kaca” yang menyelimuti bumi. Hal tersebut terjadi berulang-ulang dan akibatnya suhu rata-rata tahunan bumi terus meningkat.

Gas-gas tersebut berfungsi ibarat kaca dalam konteks rumah kaca sejati. Dengan semakin meningkatnya konsentrasi gas-gas ini di atmosfer, maka akan semakin banyak panas yang terperangkap di bawahnya. Inilah yang disebut efek “rumah kaca”. Sebenarnya, efek rumah kaca ini sangat dibutuhkan oleh semua makhluk hidup yang ada di bumi, karena tanpa adanya rumah kaca, maka planet ini akan menjadi sangat dingin dan permukaan bumi akan ditutupi oleh es. Namun jika panas yang terjadi terlalu besar, maka akan terjadi apa yang disebut "Global Warming". Akibat suhu di permukaan bumi meningkat, es di permukaan bumi akan mencair perlahan-lahan.

Efek rumah kaca ini disebabkan oleh naiknya konsentrasi gas karbondioksida (CO2) dan gas-gas lainnya di atmosfer. Kenaikan konsentrasi gas CO2 ini disebabkan oleh kenaikan pembakaran bahan bakar minyak (BBM), batu bara dan bahan bakar organik lainnya yang melampaui kemampuan tumbuhan-tumbuhan dan laut untuk mengabsorbsinya. Energi yang masuk ke bumi; 25% dipantulkan oleh awan atau partikel lain di atmosfer, 25% diserap awan, 45% diadsorpsi permukaan bumi, 5% dipantulkan kembali oleh permukaan bumi. Energi yang diadsoprsi akan dipantulkan kembali dalam bentuk radiasi infra merah oleh awan dan permukaan bumi. Namun sebagian besar infra merah yang dipancarkan bumi tertahan oleh awan dan gas CO2 dan gas lainnya, untuk dikembalikan ke permukaan bumi. Dalam keadaan normal, efek rumah kaca diperlukan, dengan adanya efek rumah kaca perbedaan suhu antara siang dan malam di bumi tidak terlalu jauh berbeda. Selain gas CO2, yang dapat menimbulkan efek rumah kaca adalah sulfur dioksida (SO2), nitrogen monoksida (NO) dan nitrogen dioksida (NO2) serta beberapa senyawa organik seperti gas metana (CH4) dan kloro fluoro karbon (CFC). Gas-gas tersebut memegang peranan penting dalam meningkatkan efek rumah kaca.


Gas

Kontribusi

Sumber emisi global

%

CO2

45-50%

Batu bara

29



Minyak Bumi

29



Gas alam

11



Deforestasi Hutan

20



lainnya

10

CH4

10-20%



Sumber : Kantor Menteri Negara KLH, 1990

Apa saja yang bisa menghasilkan gas-gas karbon tersebut? Asap sisa pembakaran pabrik batu bara, minyak bumi, dan juga asap kendaraan bermotor disinyalir sebagai produsen terbesar gas-gas karbon. Jika tidak terjadi pembakaran dan penggundulan hutan besar-besaran maka semestinya pepohonan mampu menyerap gas-gas karbon tersebut. Gas-gas karbon tersebut akan diserap oleh dedaunan dalam proses fotosintesis tumbuhan. Sebaiknya jika pepohonan berkurang dan produksi karbon meningkat maka gas karbon ini akan “berkeliaran” di atas permukaan bumi dan sebagian dihirup oleh manusia sehingga akan timbul beraneka penyakit yang tidak hanya penyakit pernafasan namun dampak lainnya dari gas buang karbon. Di samping itu penggunaan freon (CFC), dihasilkan refrigerator dan AC, juga dianggap sebagai pembobol lapisan ozon (O3). Lapisan inilah sebenarnya yang menyaring sinar matahari dan radiasinya supaya tidak langsung mengenai makhluk hidup di bumi. Terlebih-lebih setelah terjadinya revolusi industri dan penggunaan energi minyak bumi, peningkatan produksi gas-gas karbon semakin meningkat tajam.


Dampak Global Warming

Dampak yang akan sangat terasa langsung adalah adanya peningkatan suhu bumi, suhu bumi akan meningkat tajam di waktu malam, tinggi permukaan air laut akan meningkat seiring mencairnya es di kutub utara, adanya perubahan iklim yang tidak menentu misalnya musim kemarau lebih lama dibandingkan dengan musim hujan, musim tanam yang tidak menentu, banjir dan gempa bumi di mana-mana. Juga radiasi ultraviolet yang menyebabkan timbulnya beragam penyakit kulit, rambut, dianggap dampak tidak langsung dari efek rumah kaca.

Bagaimana dengan hewan dan tumbuhan? Karena terjadi pemanasan global maka banyak hewan yang melakukan migrasi. Misalnya hewan yang terbiasa di tempat dingin dan kemudian wilayahnya itu temperaturnya tinggi maka hewan-hewan tersebut akan segera bermigrasi ke tempat yang lebih dingin agar tetap bertahan hidup. Jika mereka tidak mampu bertahan maka mereka akan mati kepanasan. Sebaliknya terjadi pada hewan yang terbiasa dengan suhu panas. Akhirnya bagi yang tidak mampu beradaptasi akan segera mati dan akan terjadi kepunahan hewan-hewan. Begitu juga dengan tumbuhan, air, tanah, gunung dan lautan akan rusak disebabkan suhu bumi yang terus meningkat.


Beberapa Solusi

Nah, penanaman pohon merupakan salah satu alternatif mengurangi pemanasan global. Sebab, pohon akan menyerap banyak gas-gas karbon di udara yang akan digunakan dalam proses fotosintesis. Semakin banyak pohon yang tumbuh (memiliki daun yang banyak) maka akan semakin banyak gas karbon yang diserap oleh dedaunannya. Selain itu diperlukan kemauan bersama untuk mengurangi populasi kendaraan bermotor dan mencari sumber energi alternatif sebagai bahan pengganti BBM. Hendaknya pemerintah juga mengambil kebijakan terhadap pembatasan jumlah kendaraan bermotor misalnya dengan memberlakukan satu jenis kendaraan bermotor hanya untuk satu keluarga, pemberlakuan pajak sebesar 50% per tahun bagi pengguna kendaraan berbahan bakar fosil, meregulasi produsen kendaraan dan penggalian minyak bumi, penggunaan kendaraan ramah lingkungan, pembatasan merokok, dan kampanye (penyadaran) anti pemanasan global secara kontinu dan menyeluruh melalui lembaga pendidikan dan media massa.

Sumber : www.wikipedia.com, www.howstuffworks.com,