Saturday, March 10, 2007

Sang Darwis

Saya baru aja baca buku perjalanan hidup sang penyair, sufi bahkan disebut juga sang darwis. ia adalah Jalaluddin Rumi. buku ini ditulis oleh seorang jurnalis (kalo ga salah), Leslie Lewis. Rumi hidup di sekitar Anatolia, Turki kira-kira ..... M. Sewaktu dengan skitar penyerangan tentara Mongol ke Turki dan memporakporandakannya. namun sebenarnya ia tidak dilahirkan di Anatolia.
Kisah Rumi sangat mempesona, saya pikir. Beliau ini luar biasa, perjalanan spiritual, cinta, persahabatan yang lua biasa sampai-sampai ia mengabaikan keluarga hanya untuk meraih cinta sang Khalik. Entah ini bisa dilihat dari sudut pandang Syariat atau sufistik. namun yang pasti beliau telah mengalami Ektase yang sangat dalam dalam perjalanan usianya menginjak 40-an. Ektase kehidupan spritual yang hebat.
Sebelum ia mengalami ektase yang dalam bersama sahabatnya Syamsuddin (Syams), ia sangat dihargai, dihormati dan dicintai sebagai seoang mahaguru Fiqh, mahaguru ISlam dan tempat bertanya ummat. namun setelah ia bertemu dengan Syam, ia mulai ditinggalkan bahkan "dibenci" bersama Syams juga. kenapa ia diitinggalkan, karena pada masa itu konon ia mulai meninggalkan hukum-hukum syariat yang dulu ia jalani dan ia beralih menjadi penari Sama yang ditarikan oleh darwis-penari sama). Sama adalah sebuah tarian yang dilakukan oleh seorang darwis, tarian ini merupakan tarian mistis para pengikut sebuah tarekat di Turki.
tujuannya adalah untuk mencapai ektase menuju Tuhan. Prosesi tarian ini bisa mencapai waktu berhari-hari.
Rumi pun akhirnya mencapai ektase spiritual yang dimaksud. entah sepeerti apa....

Skill is Power

mengutip dari F. Bacon kalo "knowledge is power" maka saya juga punya kutipan dari pikiranku. "Skill is Power". Nah, di zaman sekarang ini mestinya "skill" juga jadi sebuah kuasa/kekuatan untuk menjadikan seseorang maju dan berkuasa atas sesuata. kalo saya piki kl cuma sebatas 'Knowledge" ya kurang bagus kalo ga ditunjang ama skill yang Ok. karena yang saya persepsikan mengenai "knowl;edge" cuma berada dalam wilayah "mind" atau otak saja. mungkin itu persepsi saya mengenai "knowledge". jadi knowledge cuma sebatas "pengetahuan" bukan "kemampuan". Namun jika yang dimaksud Bacon itu lebih universal maka "Skill" adalah subset dari "knowledge" maka saya amat setuju.
Berbicara masalah skill maka mesti berbicara masalah keuletan, ketekunan, rajin dsb. banyak orang yang berpengetahuan (teoretis) saja namun ia tidak unya skill maka berakibat kurang seimbang. maksudku kalo skill itu lebih kepada hal praktik. tapi knowledge lebih kepada hal teoretis. oleh karena itu "Skill makes Knowledge". ii mirip dengan ungkapan "practice makes perfect"